Pages

smartphone but can't back home


dua minggu sudah, I take a breathe without my smartphone, mungkin terdengar berlebihan, kehilangan barang tepatnya gadget-yang-harganya-murah bagi sebagian besar orang tapi saya menangisinya aahh... 
sumpah, lebih sedih dari putus cinta (putus cinta rasanya gimana?) hakss :D

okee okee... why am I so sad?
first, harganya bukan goceng, for me itu expenssive karena belinya pake uang tabungan sendiri...
kedua, kami menjalani suka duka bersama selama lebih dari setahun
ketiga, dia menyimpan beriburibu data dan kenangan (notepad itu lho, kadang jadi second diary kalo sedang jobless)
keempat, saya harus berpikir keras bagaimana dapat gantinya 

minta di ortu?
wajar ya.. iya wajar tapi tidak untuk beli hape... 
untuk hal yang berhubungan dengan kelancaran pendidikan saya bisa minta, lidah juga gampang minta, tanpa pikir panjang juga saya bisa minta, sambil merem juga saya bisa minta, sambil jumping dari mandala (ehh tidak)

I can't imagine a man who take my smartphone,cowok, umur kira kira 30 - 40 tahun, kalo dilihat dia sehat secara jasmani dan sanggup nyari uang sendiri, DMnya Komandan trus pake DP foto sendiri. komandan... komandan apa? komandan copet? freak !
do u know what I said to him?
"tolong kambalikan bbku, saya kasi uang tanpa diapa apai, karena klo km jual, itu harganya tidak seberapa, pertama itu kondisinya sudah rusak casing dan tdk lengkap"
----gak ada respon----
"ihh km tidak malu ya pake bebe curian? saya saja cewek umur 19tahun beli itu pake uang sendiri hasil tabungan sendiri, kamu? laki laki dewasa badan sehat tapi pake bb curian... malu ihh"
----masih gak ada respon---
well, everybody different, they will take what they want or what they think good for them, tah like us...
like me... even it bad !

okay, the last word for this sadness posting is
"nabung... nabung... nabun

0 komentar:

Posting Komentar