Pages

NASIB atau PENYAKIT

Ada sesuatu yang sulit saya pahami dan terima di hidup ini, yaitu diskriminasi miskin dan kaya. Tidak ada yang salah dengan mereka (orang – orang miskin), namun seolah – olah kita menghakimi mereka atas kemiskinan yang dideritanya. Derita? Yaah, kemiskinan adalah penyakit bagi beberapa orang yang dianggap sangat hina padahal tidak menular bahkan mereka lebih menghindari kemiskinan dibanding penyakit mematikan seperti HIV/AIDS, malah orang – orang lebih jijik dengan penderita kemiskinan dibanding mereka yang dekat dengan HIV/aids.
Memang kita makin hari makin bodoh dan lucu, penyakit dan nasib pun sering dipertukarkan. Kemiskinan sering dianggap penyakit yang bisa mengancam jiwa raga dan bisa membuat penderitanya mati (bunuh diri kebanyakan kasus saat ini), nah.. sedangkan penderita HIV/aids atau penyakit menular lainnya malah dianggap nasib yang harus dijalani penderitanya dan perlu perhatian semua kalangan.... mmmm, bukannya terbalik? Kemiskinan adalah nasib seseorang yang perlu perhatian semua kalangan dan kemiskinan terkadang sulit dihindari mengingat kehidupan bangsa kita seperti ini (hutang merajalela), sedangkan HIV/aids, diabetes, kanker, dll adalah penyakit yang pada dasarnya bisa dihindari dengan berpikir jernih untuk hidup pada jalan yang benar. Contohnya begini, si A penderita kemiskinan, dia senang beribadah, dan patuh pada ajaran agamanya, bukankah itu nasibnya yang ditakdirkan miskin meskipun Dia berada di jalan yang benar?. Sementara si B, bernasib mengidap HIV/aids karena penyalahgunaan jarum suntik dan seks bebas, tentu yang mengharapkan HIV/aids adalah si B sendiri, mana ada pengguna obat terlarang hidup di jalan yang benar??? Hahahaa... sampai mana pemahaman kita mengenai penyakit dan nasib??? Spanduk dimana – mana meneriakkan agar memberi semangat bagi penderita HIV/aids dan anjuran agar tidak menjauhi mereka, sementara mereka yang miskin? Jangankan spanduk, stiker 2 x 2 cm saja tak ada yang menganjurkan untuk memberi semangaat bagi mereka yang kehidupannya terbelakang apalagi anjuran untuk tidak menjauhi mereka.
Yang lebih parah dan lebih menggelikan lagi yaitu anggapan beberapa orang tolol bahwa orang miskin itu adalah sumber penyakit karena orang miskin dekat dengan kuman yang bisa membahayakan kesehatan. Bukankah orang – orang berduit itulah yang merupakan sumber penyakit? Bukankah kehidupan mewah dan glamour itulah yang merupakan sumber penyakit? Untuk apa dukungan bagi mereka yang hidup dijalan sesat? Bukankah penyakit itu mereka yang cari? Orang tak bersekolah saja tau kalau obat terlarang mengakibatkan penyakit mematikan? Sementara kemiskinan? mereka miskin karena tak tahu ilmu finance, akuntansi, dll, mereka tak tahu karena tak bersekolah, mereka tak bersekolah karena tidak mampu, makan pun mereka harus memutar otak dan memeras keringat, apalagi untuk merasakan bangku sekolah? Bangku sekolah seakan pembaringan empuk dan hangat bagi mereka. Bukan salah mereka jika mereka miskin, sebab kemiskinan adalah nasib mereka, dan nasib tak bisa dihindari, ketika Tuhan menganugrahi kita. Sementara penyakit? Penyakit bukan anugrah apalagi nasib, Mereka bisa dicegah dengan hanya kekuatan hati... kemiskinan? mampu kalian hindari dengan kekuatan hati? Jalani dengan makan hati sajalah, sebab perhatian dan dukungan hanya untuk mereka yang mengidap penyakit setan itu...

http://www.thelitlleredofbeautifulsmile.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar