Pages

kesabaran



Dalam al-Qur'an surah Fusshilat : 49 dikatakan : "Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan". Putus asa adalah sifat yang tercela. Tidak selayaknya seorang mu'min berputus asa dalam segala hal, baik dalam berdo'a kepada Allah maupun dalam menghadapi kehidupan ini.

Ketika kita berdo'a kepada Allah, maka tidak terlepas dari dua kemungkinan, dikabulkan atau tidak. Kalau dikabulkan kita harus segera bersyukur kepada Allah. Namun bila merasa belum dikabulkan, kita tidak dibolehkan cepat-cepat berkeyakinan bahwa do'a kita tidak dikabulkan Allah. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Mungkin do'a kita belum dikabulkan Allah, atau Allah akan mengganti dengan yang lebih baik dari yang kita minta, atau mungkin diri kita belum siap atau tidak layak untuk mendapatkan permintaan kita.

Itulah, maka doa yang kita panjatkan kepada Allah, hasil dan buahnya tidak bisa kita ukur dengan waktu. Rasulullah pernah berdo'a "Ya Allah berilah petunjuk kaumku, karena mereka banyak yang bodoh". Apa yang terjadi, apakah semua kaumnya beriman? Ternyata sampai Rasulullah wafat pun masih banyak kaumnya yang tidak beriman, namun Rasulullah tidak berputus asa dan terus berusaha bahkan berpesa kepada umatnya agar meneruskan perjuangannya.

Dalam sebuah hadist Rasulullah mengatakan : "Mintalah karunia Allah, karena Allah senang kalau dimintai sesuatu dan sebaik-baik ibadah adalah menunggu dibukanya kesulitan kita" (H.R. Tirmizi).

Itulah sebaik-baik ibadah, menunggu hingga dihilangkannya kesulitan dan kesedihan kita dan tidak mengeluh kepada selain Allah.

Sikap seorang mu'min yang baik adalah yang tidak mudah berputus asa dan tidak mudah kecewa, senantiasa besar hati dalam menerima apapun yang dialami dan dideritanya, karena itu semua atas kehendak Allah. Maka dalam ayat lain dikatakan bahwa sikap berputus asa adalah sikap orang kafir (al-Ankabut: 23). Ini karena mereka yang berputus asa atas rahmat Allah telah menentang kehendak Allah dan ingin memaksa Allah dengan kehendaknya.
As-Sabr kata Rasulullah saw. adalah dhiya’, seperti sinaran yang menyuluh jalan yang akan ditempuh. Bagaimana sulit sekalipun, jalan itu akan dapat dilalui dengan sabar. Sabar dalam menempuh sesuatu yang sukar. Sabar yang terpuji adalah sabar mengerjakan taat kepada Allah, menjauhi segala maksiat yang dilarang-Nya dan sabar atas segala takdir-Nya. Tetapi antara sifat sabar itu, maka sifat sabar karena mengerjakannya dengan taat dan meninggalkan maksiat adalah sabar yang lebih utama. Ia lebih utama dari pada sabar atas segala takdir yang amat susah dan menggelisahkan perasaan, sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Saidina Ali :
 “Sesungguhnya sabar atas sesuatu maksiat dituliskan karenanya untuk seorang hamba sebanyak tiga ratus derajat. Dan sesungguhnya sabar atas sesuatu ketaatan dituliskan kerananya enam ratus derajat, dan sesungguhnya sabar (menahan diri) dari pada segala maksiat dituliskan kepadanya sembilan ratus derajat.” (Hadis marfu’ dengan sanad yang daif).
Semoga Allah menggolongkan kita semua termasuk di kalangan orang-orang mukmin yang bersifat meminta tolong dengan sabar, menunaikan kewajiban dengan sabar dan termasuk orang yang sabar atas cobaan_Nya. Aamin


0 komentar:

Posting Komentar